Satria Blog

Cerita hidup, refleksi spiritual, dan teknologi

Keinginan Menyapa Alam – Edisi Rindu Alam

📅
✍️ Ditulis oleh Satria Aji Putra
⏱️ ± 2 menit
📝 Terakhir diperbarui: 7 Oktober 2022
Keinginan Menyapa Alam – Edisi Rindu Alam

Keseharian yang digeluti selalu berada di bawah langit perkotaan membuat pikiran menjadi kotor seperti polusi yang kian memburuk. Namun dengan kehidupan seperti itu haruslah diberi ketenangan dengan melihat keindahan alam. Betul, ketika itu tanggal 24 — 25 Agustus 2019 akhirnya saya dapat menyegarkan pikiran serta hati ini yang kian lupa tentang tenangnya alam dan merupakan obat yang dapat menghapus noda-noda di dalam diri.

Jalan menuju padang rumput — 14.16 24-08-19

Menapaki jalan untuk menggapai sebuah padang rumput luas sejauh mata memandang di kaki gunung gede — Sukabumi. Hari itu jam 14.15 WIB, saya bersama paman datang menapaki jalan tersebut untuk mengingatkan kembali diri akan pentingnya mengingat alam yang menjadi asal diri kita.

Ketegaran sebatang pohon - 14.20 24-08-19

Sesampai di tengah perjalanan ada sebuah batang pohon kering lurus tegar menatap langit dan alam masa kini yang kian tak diingat oleh manusia.

Bentangan Padang Rumput - 14.34 24-08-19

Meski mulai dilupakan oleh manusia, alam tetap dapat memberikan kejutan pada siapapun yang ingin melihatnya. Begitulah hebatnya alam dunia ini, meski banyak disakiti oleh manusia. Patutlah kita bersyukur pada Allah SWT dengan masih ada masa yang diberikan untuk kita dapat masih berjuang menapaki dunia ini.

Mata Air Terakhir - 14.39 24-08-19

Mata air di sana masihlah bening dan terasa dingin meskipun ukurannya yang kian mengecil. Kata paman saya, dua puluh tahun yang lalu lebarnya bisa sampai 2 meter. Harus kita lestarikan.

Begitulah pengalaman saya di Edisi Rindu Alam dalam Keinginan Menyapa Alam di daerah Pajegan, Kabupaten Sukabumi. Di artikel selanjutnya masih ada foto yang akan saya publish menjadi sebuah artikel, nantikan saja. Terima kasih.

📖 Akhir tulisan